UIN Jakarta-UIN Sumatera Utara Gelar Kolokium Internasional Bahas Integrasi Agama, Sains, dan SDGs
Medan, BERITA UIN Online– UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggandeng UIN Sumatera Utara (UINSU) Medan menggelar The 8th International Colloquium on Interdisciplinary Islamic Studies (ICIIS) 2025, sepanjang 18–21 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini mengusung tema besar “Religion, Science and Sustainable Development Goals (SDGs): Discourses and Practical Integrations” dengan menghadirkan lebih dari 175 pemakalah dari dalam dan luar negeri.
Dalam pengantarnya, Ketua Panitia Prof. Dr. JM Muslimin, M.A. yang juga Ketua Program Doktor Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kolokium berkat dukungan penuh dari masing-masing pimpinan kedua universitas. Bahkan, kolokium juga diikuti tak kurang dari 175 presenter yang memaparkan artikel hasil riset masing-masing.
“Alhamdulillah, lebih dari 175 presenter siap memaparkan artikel mereka terkait agama, sains, dan SDGs. Kami juga menghadirkan pembicara dari berbagai universitas dunia, mulai dari Amerika, Inggris, Jerman, hingga Lebanon dan Pakistan,” ungkapnya.
Guru Besar Sosiologi Hukum Islam ini mengungkapkan kolokium digelar secara bersama antara UIN Jakarta dan UIN Sumatera Utara sebagai bagian dari memperkuat jejaring akademik internasional serta mendorong lahirnya penelitian interdisipliner. “Insya Allah, kolaborasi ini akan terus berlanjut dan semakin berkembang, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Rektor UINSU Medan, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan kebanggaannya atas terlaksananya kerjasama penyelenggaraan forum akademik bertaraf internasional ini. Menurutnya, penyelenggaraan kegiatan menegaskan komitmen strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi Islam dalam pembangunan bangsa.
“Kolaborasi ini mewakili komitmen nyata untuk mengembangkan penelitian interdisipliner dan menghasilkan inovasi berbasis nilai Islam yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak civitas akademika menghapus dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. “Keduanya sama-sama berasal dari Allah SWT dan harus diintegrasikan demi melahirkan peradaban unggul. Perguruan tinggi Islam harus menjadi laboratorium peradaban, tempat lahirnya ide besar sekaligus solusi konkret,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., menekankan pentingnya reinterpretasi hubungan agama dan sains di era modern. Menurutnya, umat beragama kini menghadapi tantangan besar mulai dari kecerdasan buatan, isu kesehatan, ekonomi, hingga krisis lingkungan global.
“Kolokium ini diharapkan tidak hanya menghasilkan publikasi akademik, tetapi juga solusi konkret bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya membangun lingkungan akademik yang terbuka, moderat, toleran, dan responsif terhadap perubahan zaman. “Inilah yang akan membuat perguruan tinggi Islam semakin relevan dalam menjawab tantangan global,” tandasnya sebelum membuka acara dengan pembacaan basmalah.
Selain diskusi akademik, kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Pascasarjana dan Pusat Studi Layanan Islami (PUSLAIN) UINSU Medan dengan Pascasarjana UIN Jakarta. Kerja sama meliputi riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta penguatan publikasi ilmiah internasional.
Penandatanganan ini menjadi langkah maju mempererat kerja sama antar-institusi sekaligus memperkuat posisi perguruan tinggi Islam Indonesia di jejaring akademik global. Diharapkan, kerja sama tersebut melahirkan program kolaboratif yang tidak hanya terbatas pada seminar, tetapi juga penelitian terapan dan inovasi mendukung pencapaian SDGs.
Dengan suasana penuh semangat kolaborasi, ICIIS 2025 menjadi ajang penting bagi akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk bertukar gagasan sekaligus memperluas jejaring internasional. Forum ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga melahirkan langkah nyata dalam mengintegrasikan agama, sains, dan pembangunan berkelanjutan menuju masyarakat yang adil, toleran, dan berkemajuan. (Afif AF/zm)